Surabaya (17/11), Untuk pertama kalinya, Paroki Santo Yusup Karangpilang mengadakan kegiatan dialog kebangsaan dengan tema “Mengukir Masa Depan: Peran Umat Katolik dalam Pemilu 2024”.
Acara ini bertujuan membuka wawasan setiap orang, tentang pentingnya setiap warga negara Indonesia menggunakan hak memilih dalam Pemilu 2024. Khususnya bagi umat Katolik, menggunakan hak memilih juga menampakkan wajah Gereja Katolik dalam kegiatan berbangsa dan bernegara.
Lebih kurang 200 peserta hadir dalam kegiatan ini. Selain dari Paroki Santo Yusup Karangpilang (SaYuKa), hadir pula Perwakilan Paroki Santo Stefanus Surabaya, Perwakilan Paroki Nganjuk, dan masyarakat umum. Acara dimulai dengan penampilan tari tradisional dari adik-adik Remaja Katolik Stasi Santo Gabriel, penyajian lagu dari Graciella Fiona Rosaritomo wilayah D dan Sea Ghost Band dari OMK Santo Gabriel. Selain hiburan, peserta menikmati jamuan makan malam, antara lain; polo pendem, nasi tumpeng, jajan pasar dan siomay.
Ketua Dewan Pengurus WKRI cabang SaYuKa, Martha Made Arini menyampaikan, adalah pertama kali bagi WKRI menjadi panitia acara dialog kebangsaan. Dengan melibatkan 30 anggota WKRI yang mempersiapkan sejak satu bulan lalu. Menurut beliau, kegiatan ini memberi wawasan baru tentang bagaimana memilih pemimpin. Harapannya, melalui kegiatan ini anggota WKRI mampu menjadi dinamisator untuk mendorong keluarga lain berpartisipasi dalam Pemilu 2024. Sekaligus, menampakkan wajah Gereja Katolik di tengah masyarakat.
Perwakilan OMK SaYuKa, Antonius Gugus Wahyu Adji Krisdina (Adji) menjelaskan, ini pengalaman pertama yang menyenangkan sebagai tim kreatif dan dekorasi bekerjasama dengan Ibu-Ibu WKRI. Diskusi aktif mereka mencurahkan ide kreatif yang dimiliki sehingga menghasilkan dekorasi yang apik. Selain itu, Adji mengajak teman-teman muda menggunakan hak pilih dalam Pemilu 2024 dan memilih dengan bijak.
Acara dialog dimulai pukul 19.30 WIB dengan pemaparan materi oleh Pastor Kepala Paroki SaYuKa, RD Sabas Kusnugroho. Sebagai moderator, Pastor Rekan Paroki SaYuKa, RD Timotheus Siga. Narasumber pertama mengundang Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Surabaya, Maria Theresia Ekawati, SH., MH. Beliau memaparkan peran Bakesbangpol bertindak untuk memastikan kedamaian di seluruh lapisan masyarakat. Serta mengajak umat Katolik mengambil peran dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga kerukunan dan meminimalkan potensi konflik. Beliau menghimbau kepada peserta, hak memilih adalah hak asasi yang dilindungi UUD. Kita semua wajib menggunakannya sesuai ketentuan dan tidak ada seorang pun yang bisa menghalangi hak tersebut.
Sedangkan narasumber kedua mengundang Novli Bernado Thyssen, SH selaku Kordinator Divisi Penanganan Pelanggaran, Data dan Informasi – Bawaslu Kota Surabaya. Beliau menyampaikan proses pengawalan Pemilu 2024 melalui pembagian, pemantauan dan pengamanan untuk memastikan semua suara dapat terkawal hingga akhir. Beliau juga mengajak masyarakat memahami, pemilu merupakan kompetisi yang berpotensi untuk terjadi kecurangan. Mewakili Bawaslu, beliau menghimbau seluruh elemen masyarakat berpartisipasi mengurangi adanya potensi kecurangan dengan berperan aktif dan sigap melaporkan jika terjadi tindak kecurangan.
Agenda dialog berjalan semakin seru, seiring banyaknya peserta yang terlibat dalam sesi tanya jawab terkait teknis, wawasan dan pemahaman proses berjalannya pemilu nanti, pertanyaan datang baik dari orang muda hingga Bapak/Ibu peserta yang telah senior. Sebagai peneguhan, RD Sabas Kusnugroho mengajak seluruh umat Katolik melihat melalui sudut pandang bahwa politik itu suci dan luhur. Mengutip bahasa asalnya ‘polis’ yang memiliki makna tentang tata kota. Maka, kita diharapkan mengambil bagian untuk membantu pemerintah menjalankan peran menyelenggarakan negara. Mengutip kalimat Romo Frans Magnis Suseno, “Kita memilih bukan untuk mencari pemimpin terbaik, tapi untuk menghindarkan pemimpin buruk berkuasa”. Beliau mengharapkan umat menjadi pemilih yang cerdas dan bermartabat. ”Jangan salah pilih supaya hidup kita tidak rungkad”
Kontributor KomSos-SaYuKa : Regina Sotya Rahagi Praptoko
Comments powered by CComment