Mewujudkan Kualitas Iman melalui Pengajaran Sakramen Penguatan

Menerima Sakramen Penguatan bagi seorang Katolik dimaknai sebagai ikatan yang kuat dan sempurna dengan Gereja. Sakramen Penguatan juga menandai kedewasaan dan tanggungjawab iman sebagai saksi Kristus. Untuk menyebarluaskan dan membela iman sebagai wujud nyata garam dan terang dunia. Maka mempersiapkan calon krismawan dan krismawati untuk memiliki kualitas iman dan berkarakter berakar pada paroki menjadi keutamaan. Saksi Kristus yang setia, totalitas, kuat dan bersedia berjuang sampai akhir saat menghadapi tantangan dan masalah.

Pepatah latin Non Multa Sed Multum, dapat diartikan sebagai “bukan kuantitas melainkan kualitas”.  Begitulah makna yang disampaikan oleh Pastor Paroki Santo Yusup Karangpilang (SaYuKa) RD Sabas Kusnugroho saat mengawali pertemuan pembekalan pengajar Sakramen Penguatan. Bertempat di Pendopo Paroki SaYuKa pada hari Rabu tanggal 18 Januari 2023. Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Katekes Paroki Benedictus Ferry beserta 8 (delapan) orang pengajar Krisma. Dinamika pertemuan menyajikan diskusi tentang timeline kegiatan dan metode pengajaran.

Timeline kegiatan penerimaan Sakramen Penguatan dimulai dengan pertemuan pengajar, pengarahan peserta, pertemuan tatap muka, rekoleksi, gladi bersih, pengakuan dosa dan ditutup dengan penerimaan Sakramen Penguatan.  Sampai batas waktu yang ditentukan, tercatat jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 61 orang sedangkan 44 orang bersedia mendukung sebagai pengajar. Kegiatan pertemuan tatap muka dilaksanakan setiap hari Minggu mulai tanggal 29 Januari 2023 di SMAK Santo Yusup. Peserta akan dibagi menjadi dua kategori kelas yaitu kelas remaja bagi peserta yang masih duduk dibangku sekolah dan kelas dewasa bagi peserta yang sudah kuliah atau bekerja.

Untuk mencapai hasil pengajaran yang berkualitas maka dibentuk tim pengajar yang berasal dari tiap wilayah di sekitar Paroki SaYuKa. Setiap tim pengajar mendapatkan satu kali kesempatan pertemuan tatap muka. Menariknya, setiap tim dibebaskan memilih metode pengajaran yang akan digunakan. Alternatif metode pengajaran yang disediakan antara lain; ceramah, diskusi, demonstrasi, ceramah plus, dan resitasi. Ardian Pramudya dalam sharingnya menyampaikan pengalaman sebagai pengajar di Wilayah A. Menurut beliau, metode ceramah lebih sesuai untuk mengajar di kelas remaja. Sedangkan di kelas dewasa, metode ceramah plus lebih mudah dipahami oleh peserta. Metode ceramah plus mengemas materi dengan menggabungkan model pengajaran; diskusi, tugas, dan demonstrasi.

Materi yang diajarkan tim pengajar disesuaikan dengan buku “Materi Pembinaan Persiapan Penerimaan Sakramen Penguatan” milik Paroki SaYuKa. Terbagi menjadi 8 tema pokok antara lain ; pengantar sakramen inisiasi , makna sakramen baptis dan ekaristi, makna sakraman penguatan, tata perayaan sakramen penguatan dan makna symbol-simbolnya, karya dan karunia roh kudus, tugas perutusan gereja ditengah masyarakat, sakramen tobat (makna, buah-buah dan tata cara penerimaan) dan keterlibatan dalam panca tugas gereja (1-2).

Sebelum menutup pertemuan, RD Sabas Kusnugroho menegaskan, hendaknya pengajar tetap menjaga konsistensi dan komitmen sebagai seorang yang bertanggung jawab terhadap tugas yang diampukan. Selain itu, beliau berharap pengajar menggunakan media pengajaran yang diminati oleh peserta pada umumnya. Sebagai contoh, menggunakan media film ekaristi kemudian dilanjutkan dengan diskusi membahas tentang esensi didalamnya. Hasil yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah peserta memiliki kualitas iman dan karakter hidup menggereja yang berakar pada paroki. (pnd)

Dokumentasi Foto Kegiatan : https://parokisayuka.org/202301PembekalanPengajar

 

Comments powered by CComment

Related Articles

Copyright © {year} Free Joomla! 4 templates / Design by Galusso Themes